Ilmuwan memperkirakan penemuan ilmiah akan segera berakhir. Ini diakibatkan terbatasnya pikiran manusia sehingga tidak mungkin terjadi terobosan baru. Para ahli menilai pengetahuan ilmiah, seperti hukum pergerakan dan gravitasi, merupakan metode sederhana dalam memahami alam semesta.
Oleh karena itu, ini hanya menyebabkan tingginya masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh ilmuwan modern. Di sisi lain, area ilmiah yang belum dipetakan oleh ilmu saat ini begitu rumit. Bahkan, pemikiran terhebat pun perlu perjuangan besar dalam memajukan pemahaman manusia soal dunia.
Tidak hanya itu, masalah yang tersisa saat ini sangat jauh dari jangkauan indera alamiah manusia sehingga dibutuhkan perangkat yang jauh lebih hebat, Large Hadron Collider misalnya.
Profesor fisika di Universitas Terbuka Russell Stannard berpendapat, meskipun pengetahuan ilmiah dapat diterapkan di cara yang terbuka, memperoleh pengetahuan soal hukum dasar alam dan konstituen dunia akan segera berakhir. “Kita hidup di masa ilmiah di mana periode tersebut akan segera berakhir pada tahap tertentu" tegasnya.
Russel menandaskan juga bahwa periode berfikir ilmiah berakhir ketika semua hal yang telah ditemukan terbuka untuk dipahami. "Ini bukan terjadi saat kita berhasil menemukan segalanya soal dunia, namun saat di mana kita menemukan apapun yang terbuka untuk kita pahami.” Dalam buku terbarunya, The End of Discovery, Profesor Stannard berpendapat bahwa mesin yang lebih kuat dan besar tidak praktis untuk diterapkan dalam pencarian terobosan terbaru.
Teori Stephen Hawking M-Theory secara sempurna menjelaskan soal isi alam yang tidak dapat diuji tanpa akselerator partikel yang berukuran seperti galaksi.
Kebenaran-kebenaran yang terbukti kebenarannya secara ilmiah, pada hakekatnya adalah kebenaran yang terkandung dalam hikmat Allah. Maka oleh karenanya, benarlah ungkapan yang me-ngatakan bahwa segala kebenaran adalah kebenaran Allah. Hikmat surgawi betapapun juga, tak akan pernah dapat dilampaui oleh akal budi manusia.
Sumber : suaramedia.com/dpt